Apa itu populasi dan sampel`
Populasi pada umumnya berarti seluruh objek yang diteliti, unit yang dianalisis, atau seluruh sampel. Sedangkan Sampel : bagian dari populasi yang akan diteliti.
Mengapa kita meneliti berbasis sampel ?
Agar akurat, seharusnya penelitian berbasis populasi, namun penelitian berbasis populasi sangat membutuhkan waktu yang panjang (banyak), biaya yang tinggi dan energi yang cukup besar. Melihat kondisi ini maka timbulah suatu konsep yang disebut "parsimoni". Konsep parsimoni menyatakan : jika hasil penelitian bisa objektif (sudah cukup) dengan sampel maka untuk apa meneliti dengan populasi.
ini berarti penggunaan sampel dalam riset tidak masalah sepanjang hasil dari sampel bisa digunakan untuk memprediksi perilaku populasi. Nah masalah utama yang kemudian timbul adalah berapa besar sampel yang memenuhi kriteria bahwa suatu sampel yang kita ambil sanggup untuk memprediksi populasi. Ini masalah penentuan "sampel minimal". sedangkan setelah ditentukan sampel minimal maka masalah kedua adalah tehnik samplingnya apa ? (tenik sampling = tehnik mengambil sampel, sejumlah sampel yang kita telah tentukan)
Masalah # 1: Berapa sampel yang harus kita ambil ?
Jawaban atas masalah #1 adalah berapa sampel minimal yang digunakan sebagai dasar. Sampel minimal adalah jumlah sampel "paling minimum" yang harus kita gunakan. Jika kita telah dapat menentukan jumlah sampel minimum maka kita dapat dengan mudah menentukan jumlah sampel yang akan kita gunakan, dengan rumus sederhana : "Diatas jumlah sampel minimal". jadi jika sampel minimal 100 maka bisa kita tambahkan 10 % dari sampel minimal sehingga dengan sampel minimal 100, sampel yang kita gunakan adalah 110.
Terus apa dasar menentukan sampel minimal ?
jawab :
Sampel mimimal dapat ditentukan dengan 3 pendekatan utama yaitu :
1.Gunakan Penelitian terdahulu
2.Gunakan Rumus /Gunakan Tabel dari Slovin
3.Argumen “sampel besar
Penelitian terdahulu : kita cari penelitian dengan objek yang sama dengan kita, kemudian kita cari berapa sampel yang digunakan. Jumlah ini menjadi sampel minimal kita. Contoh : jika Penelitian Maramis (2010) menggunakan sampel 100 maka pada penelitian kita bisa tambahkan 10 % sehingga sampel kita menjadi 110.
Gunakan rumus / tabel dari slovin :
1.n = Za2 .p.q / d2 ( populasi infinity / tidak terbatas)
2. n = Za2 .p.q / d2. (N-1) + Za2 .p.q ( populasi finity / terbatas)
keterangan n = jumlah sampel N = jumlah populasi , p = proporsi populasi q = 1-p.z = harga kurva normal yang tergantung dari nilai alfa = sama dengan luas nilai t alfa / 2
Atau Pendapat Hair (1999), ferdinan (2006), Ghozali (2007) : jumlah sampel minimal adalah 5 x variabel bebas / indicator.
Untuk model SEM, minimal 100 atau 200 (catatan : untuk model SEM dengan sampel < 100 maka gunakan pogram PLS (partial least square) jangan pake amos atau lisrel.
Masalah # 2: Tehnik sampling apa yang paling tepat ?
Setelah kita menentukan " jumlah sampel yang akan kita gunakan (sample size)" maka pertanyaan selanjutnya adalah "tehnik sampling apa yang akan kita gunakan". tehnik sampling adalah tehnik yang digunakan untuk mengambil sampel sebesar yang telah kita tentukan.
Penting diperhatikan : untuk tehnik sampling harus disesuaikan dengan karakteristik sampelnya.
Karakteristik sampel ada 2 yaitu :
1. Sampel dari populasi yang terbatas (finite)
2. Sampel dari populasi yang tidak terbatas (infinite)
hubungan karakteristik ini adalah pada jenis tehnik sampling yang kita gunakan :
1. Gunakan tehnik Random sampling (untuk populasi yang terbatas), (pilih salah satu tehnik dibawah ini ) :
•simple random sampling,
•systematic random sampling,
•stratified random sampling,
• cluster / area random sampling
•multistage random sampling
2. Gunakan tehnik NON Random sampling (untuk populasi yang tidak terbatas), (pilih salah satu tehnik dibawah ini ) :
•acidental sampling / judgment sampling,
•quota sampling,
• snowball sampling
No comments:
Post a Comment